Kata Pengantar
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Bahasa Indonesia ini dengan baik
dan tepat waktu.
Seperti
yang telah kita ketahui “Pendidikan Karakter” itu sangat penting bagi anak
bangsa dari mulai dini. Semua akan dibahas pada makalah ini kenapa
Pendidikan Karakter itu sangat dibutuhkan dan layak dijadikan sebagai
materi pelajaran.
Tugas ini kami
buat untuk memberikan penjelasan tentang keberadaan Pendidikan Karakter
bagi kemajuan bangsa. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah
wawasan kita menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pembina
mata pelajaran Bahasa Indonesia Pak widi, dan kepada pihak yang
telah membantu ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.
Atas
perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
Tulungagung, 27September 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
…………………………………………………………….. i
Daftar Isi
…………………………………………………………………… ii
Bab I
PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………….
2
Bab II
PEMBAHASAN ………………………………………………… 3
2.1 Pengertian Pendidikan Karakter
……………………………… 3
2.2 Pengertian Beda Karakter dan Kepribadian
…………………..... 4
2.3 Contoh Program Pendidikan karakter
………………………... 5
2.4 Pendidikan Karakter Untuk
Membangun Keberadaban Bangsa……..7
2.5 Pendidikan Karakter yang
Berhasil……………………………………8
Bab III PENUTUP ……………………………………………………….
11
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 11
3.2 Saran ………………………………………………………………. 12
Daftar Pustaka
………………………………………………………………. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai
pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga
mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan
masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali
Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan
semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi
lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill
dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia
bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada
hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik
sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga
lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah
ini, agar pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang,
khususnya bangsa Indonesia sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun
beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
Apa pengertian dari pendidikan karakter itu?
Apa pengertian dari beda karakter dan
kepribadian?
Bagaimana contoh program pendidikan karakter?
Bagaimana peran pendidikan karakter untuk kemajuan bangsa?
Bagaimana hubungan pendidikan karakter dengan keberadaban bangsa?
Bagaimana gambaran dari pendidikan karakter yang sudah berhasil?
Bagaimana peran pendidikan karakter untuk kemajuan bangsa?
Bagaimana hubungan pendidikan karakter dengan keberadaban bangsa?
Bagaimana gambaran dari pendidikan karakter yang sudah berhasil?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh
penulis di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui apa itu pendidikan karakter.
Untuk mengetahui apa itu beda karakter dan
kepribadian.
Untuk mengetahui contoh program pendidikan
karakter.
Untuk mengetahui hubungan pendidikan karakter dengan keberadaban bangsa.
Untuk mengetahui upaya-upaya dalam meningktakan mutu dari pendidikan karakter.
Untuk mengetahui bagaiamana gambaran dari pendidikan karakter yang sudah berhasil.
Untuk mengetahui hubungan pendidikan karakter dengan keberadaban bangsa.
Untuk mengetahui upaya-upaya dalam meningktakan mutu dari pendidikan karakter.
Untuk mengetahui bagaiamana gambaran dari pendidikan karakter yang sudah berhasil.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Karakter.
Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang
lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama,budaya,danadatistiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaansarana,prasarana,dan,pembiayaan,dan,ethoskerjaseluruhwargadanlingkungansekolah.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaansarana,prasarana,dan,pembiayaan,dan,ethoskerjaseluruhwargadanlingkungansekolah.
“Pendidikan karakter yang utuh dan
menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas
dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan
dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam
tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni
Koesoema A.Ed)
2.2 Pengertian Beda Karakter dan Kepribadian.
Kepribadian adalah hadiah
dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia dilahirkan dan setiap orang yang memiliki
kepribadian pasti ada
kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan masing-masing
pribadi. Kepribadian manusia secara
umum ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe
ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka
tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis :
tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka
kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis
: tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka
perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis :
tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection,
suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi
dan memperbaiki kelemahannya, serta memunculkan kebiasaan positif yang baru,
inilah yang disebut dengan Karakter.
Misalnya, seorang dengan kepribadian Sanguin
yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu sadar dan belajar sehingga mampu
membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan
dan perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian
pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti
kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari
masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini
(idealnya).
Karakter tidak bisa
diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter
harus dibangun
dan dikembangkan
secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan.
Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi
seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter
buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara
mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau
kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa
dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun
karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan
Anda.Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang
berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan
Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter
akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.Setiap
orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki kontrol penuh
atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas
karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh.
Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab pribadi Anda.
2.3 Contoh Program Pendidikan karakter.
A. Lingkungan Sekolah:
v
Training
Guru
Terkait dengan
program pendidikan karakter disekolah,
bagaimana menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah,
serta bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke
tindakan.
Program ini
membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara mendidik anak
dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk menciptakan
anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan
perilakunya.
v Program Bimbingan Mental
Program ini
terbagi menjadi dua sesi program :
Sesi Workshop
Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop
ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini
bekerja sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya setelah mengikuti
program ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.
Sesi Seminar
Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua mengenali anaknya dan memperlakukan anak
dengan lebih baik, agar anak lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini
orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari
berbagai teori psikologi anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di
rumah dan di sekolah, serta lebih
mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.
B. Lingkungan
Keluarga:
v
Membangun
Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter akan
terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia
(triangle relationship), yaitu
hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan
sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap
hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya
menjadi nilai dan keyakinan anak.
Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak
memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang
negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif.
Untuk itu, Tumbuhkan
pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya
dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk
mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya
dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak
menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Biasakan anak
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat
pilihan terhadap lingkungan sangat
menentukan pembentukan
karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak
wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti
itulah, lingkungan baik dan
sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan
baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME
terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang
terimplementasi pada kehidupan sosial.
2.4 Pendidikan Karakter Untuk
Membangun Keberadaban Bangsa.
Dunia pendidikan
diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter,
sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan
bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat
yang telah menjadi kesepakatan bersama. "Dari mana asalmu tidak penting,
ukuran tubuhmu juga tidak penting, ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu
itulah yang sangat penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling
kuat menggerak seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak”. Simak, telaah, dan
renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang
bagi peserta didik untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap:
kejujuran, integritas, komitmen,kedisipilinan,visioner,dankemandirian.Sejarah
memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan
pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang
kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana
toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat,
dan berbagai kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa
mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di
dalam satu identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi
persoalan bagi mereka.
Karena itu pendidikan
karakter harus digali dari landasan idiil Pancasila, dan landasan
konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun
1928, ikrar “Sumpah Pemuda” menegaskan tekad untuk membangun nasional
Indonesia. Mereka bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu
yaitu Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua
peristiwa sejarah ini menunjukan suatu kebutuhan yang secara sosio-politis
merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut. Kenyataan sejarah dan sosial
budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol “Bhineka Tunggal Ika”
pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan,budayabangsa
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. (MuktionoWaspodo)
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan,budayabangsa
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. (MuktionoWaspodo)
2.5 Pendidikan
Karakter yang Berhasil.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputisebagaiberikut:
Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja.
Memahami kekurangan dan kelebihan dirisendiri.
Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang
lebih luas.
Menghargai keberagaman agama, budaya, suku,
ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
.Menunjukkan sikap percaya diri.
Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis,dankreatif.
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Mendeskripsikan gejala alam dan social.
Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab.
Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara kesatuan Republik Indonesia.
Menghargai karyaseni dan budayanasional.
Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.
Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dansantun.
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanyaperbedaanpendapat.
Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa IndonesiadanbahasaInggrissederhana.
Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
Memilikijiwakewirausahaan.
Menunjukkan sikap percaya diri.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian
pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua
warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai
tersebut.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan
di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa kategori yaitu:
Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter melalui sekolah-sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena anak usia SMP sangat cocok untuk diberi pembelajaran tentang pendidikan karakter.
Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang para orangtua (guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Dapat mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya.
Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter melalui sekolah-sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena anak usia SMP sangat cocok untuk diberi pembelajaran tentang pendidikan karakter.
Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang para orangtua (guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Dapat mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya.
Pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.
3.2
Saran
Pemerintah
harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan, karena dari dari dunia
pendidikan Negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa
hancur, bila pendidikan sudah disalah gunakan.
Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus mendo’akan anak atau muridnya supaya menjadi lebih baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak didiknya.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca. Amiiin..
Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus mendo’akan anak atau muridnya supaya menjadi lebih baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak didiknya.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca. Amiiin..
DAFTAR PUSTAKA
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »