Makalah Sejarah Kerajaan Majapahit & Singasari

Makalah Sejarah Kerajaan Majapahit & Singasari

Kata Pengantar      
           Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya, penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta globalisasi yang sangat pesat, menurut kami senantiasa dinamis dan mampu mengimbangi perkembangan tersebut. Yang kita harapkan kita mampu menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan, juga memiliki sikap serta kepribadian yang berkarakter, berlandaskan pada ketekunan dan moral.
Untuk membentuk kita menjadi berkarakter, kita meluncurkan sebuah makalah sejarah mengenai Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit yang disesuaikan kompetensi dasar kurikulum, Kompetensi Dasar didalam aspek sikap, keterampilan, pengetahuan untuk lebih menspesifikan uraian materi tersebut.
Kami menyadari bahwa dapat dalam penyusunan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi lebih baik sempurnanya pembuatan makalah yang akan datang.
Semoga bermanfaat untuk memperluas ilmu pengetahuan
Tim Penyusun
Daftar ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………….. ii
  1. Pendahuluan
    • Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 1
    • Rumusan Masalah ……………………………………………………………………… 1
    • Tujuan ……………………………………………………………………………………… 1
  2. Pembahasan
  • Kerajaan Majapahit
  • Letak Kerajaan Majapahit ………………………………………………………………. …. 2
  • Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit ……………………………………….. …. 2
  • Raja – Raja Majapahit ……………………………………………………………………. …. 2
  • Kejayaan Majapahit ………………………………………………………………………. …. 3
  • Jatuhnya Majapahit ………………………………………………………………………. …. 3
  • Struktur Pemerintahan Majapahit…………………………………………………….. …. 4
  • Macam – Macam Aspek/Bidang ………………………………………………………. …. 4
  • Peninggalan Kerajaan Majapahit ……………………………………………………. …. 5
  • Sumber – Sumber Adanya Kerajaan Majapahit ………………………………… …. 5
  • Kerajaan Singhasari
  • Letak Kerajaan Singhasari …………………………………………………………….. …. 6
  • Sistem Pemerintahan Kerajaan Singhasari ………………………………………. …. 7
  • Kehidupan di Kerajaan Singhasari ………………………………………………….. …. 9
  • Runtuhnya Kerajaan Singhasari ……………………………………………………… .. 10
  • Hubungan Kerajaan Singhasari dan Majapahit ………………………………….. .. 11
  1. Penutup ………………………………………………………………………………………. .. 12
  2. Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
  • Latar Belakang
Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menurut adanya sumber daya yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan Negara lain yang telah maju. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan berbagai bidang. Dengan mempelajari sejarah yang lalu, kita dapat belajar dan bercermin untuk menjadi manusia yang siap berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa.
Kerajaan Singhasari sering pula ditulis Singasari atau Singosari adalah sebuah Kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang bercorak hindu yang terakhir dan terbesar di Pulau Jawa. Menurut cerita nama Kerajaan ini berasal dari Buah Maja yang rasanya pahit. Ketika orang Madura bernama Raden Wijaya membuka hutan di Desa Tarik, mereka menemukan sebuah Pohon Maja yang berbuah pahit. Padahal, rasa buah maja biasanya manis. Oleh karena itu, mereka menamakan pemukiman atau kerajaan baru mereka sebagai Majapahit.
  •  Rumusan Masalah
  1. Bagaimana terbentuknya Kerajaan Singhasari
  2. Siapakah radja yang terkenal di Kerajaan Singhasari
  3. Bagaimana Keadaan Pemerintahan, Politik pada Kerajaan Majapahit
  4. Bagaimana Kerajaan Singhasari mencapai kejayaan masa Kerajaan Kartanegara
  5. Bagaimanakah keadaan ekonomi & mata pencaharian pada masa Kerajaan Majapahit
  6. Apa yang menyebabkan runtuhnya pada masa Kerajaan Majapahit
  •  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan untuk memperoleh nilai juga sebagai bahan untuk memberi tambahan pengetahuan kepada pembaca mengenai kehidupan politik, social, ekonomi dan religi pada masa Kerajaan-Kerajaan, yaitu Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit.
BAB II
PEMBAHASAN
  • Kerajaan Majapahit
  • Letak Kerajaan Majapahit
Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu.
  •  Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit
Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang bagian utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia dan dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasil menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol, sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.
  •  Raja-Raja Majapahit
  1. Raden wijaya (1293-1309)
  2. Kalagamen (1309-1328)
  3. Sri Gitarja (1328-1350)
  4. Hayam Wuruk (1350-1389)
  5. Mikramawardhana (1389-1429)
  6. Suhita (1429-1447)
  7. Kertawijaya (1447-1451)
  8. Rajasarwardhana (1451-1453)
  9. Pyrwasisesa atau Girishawardhana (1456-1466)
  10. Bhre Pandansalas atau Suraprabhawa (1466-1468)
  11. Bhre Kertabumi (1468-1478)
  12. Girindrawardhana (1478-1498)
  13. Patih Udara (1498-1518)
  •  Kejayaan Majapahit
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Patih Gajah Mada (1313-1364) dengan Sumpah Palapa. Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Gajah Mada Meninggal di Madakaripura pada tahun 1364.
Factor-faktor yang mendorong lahirnya Kerajaan Majapahit
  1. Letak Majapahit secara geografis sangat strategis , yaitu di tengah-tengah wilayah Indonesia sehingga mudah memainkan peran dalam menyatukan Indonesia, baik secara politik maupun ekonomi.
  2. Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari sehingga hubungan dengan dunia luar sangat mudah
  3. Tanahnya subur dan banyak menghasilkan bahan-bahan ekspor, khususnya hasil pertanian utamanya beras dan kacang-kacangan.
  4. Sebelum Majapahit telah adanya kerajaan-kerajaan jawa timur yang merintisnya.
  5. Munculnya tokoh-tokoh kerajaan,
  6. Tidak ada lagi saingan kerajaan di Indonesia.
  7. Di luar Indonesia, tidak ada lagi kerajaan besar yang dapat menjadi perintang
  •  Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta.
  •  Struktur Pemerintahan Majapahit
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi. Lembaga-lembaganya antara lain :
  1. Raja
  2. Dewa Saptaprabu, yang bertugas mengurusi keluaraga raja, pergantian raja, dan kebijakan Negara.
  3. Pansaring wilwatikta, yaitu dewan lima menteri yang bertugas mengurusi tata Negara dan angkatan perang, istilah lainnya adalah rakyan demung, rakyan temenggung, rakyan ranggha, dan rakyan kanuruhan.
  4. Mahamantri katrini, yaitu tiga mentri sebagai pelaksana kebijakan raja (hino, halu, dan sirikan).
  5. Dharmadyaksa, yaitu mengurusi agama dan hal yang sacral, terdiri atas lima orang Syiwa dan dua orang Buddhis.
  6. Adyaksa, yaitu badan yang mengurusi peradilan dengan kitab hukumnya Kutaramanawa Akan tetapi dalam usahanya, ia mendapat kendala berupa Pemberontakan Bubat yang dapat dipadamkan.
  •  Macam-Macam Aspek/Bidang
  1. Aspek Keagamaan
Aspek keagamaan merupakan hal penting yang harus di perhatikan dari kerajaan Majapahit, sebab penduduk di kerajaan besar ini menganut agama yang berbeda, yaitu Hindu, Buddha, dan Syiwa-Buddha.
  1. Aspek Budaya
Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam kalender tata negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan dari semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar upeti atau pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton termasuk kawasan ibu kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali yang secara langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta wilayah-wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati otonomi luas.
  1. Aspek Ekonomi
Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Pajak dan denda dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak abad ke-8 pada masa kerajaan Medang yang menggunakan butiran dan keping uang emas dan perak. Sekitar tahun 1300, pada masa pemerintahan raja pertama Majapahit, sebuah perubahan moneter penting terjadi: keping uang dalam negeri diganti dengan uang “kepeng” yaitu keping uang tembaga impor dari China.
  1. Aspek Sosial
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat (strata) yang perbedaannya lebih bersifat statis.
  •  Peninggalan kerajaan Majapahit:
Bangunan: Candi Panataran, Sawentar, Tiga Wangi, Muara Takus
Kitab: Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sutasoma dan arjunawijaya  oleh Mpu Tantular yang memuat slogan Bhinneka Tunggal Ika, Kunjarakarna, parthayajna, Panjiwijayakrama, Sundayana, dsb.
  •  Sumber-sumber adanya kerajaan Majapahit
Keberadaan Kerajaan Majapahit dapat diketahui dari adanya beberapa sumber yaitu  :
  1. Prasasti Butakyang memberi informasi keruntuhan Kerajaan Singosari dan Perjuangan Raden Wijaya dalam mendirikan Majapahit.
  2. Kidung Narsuwijaya dan Kidung Panji Wijaya Krama yang memberi informasi mengenai perjuangan Raden Wijaya dalam menghadapi Kediri.
  3. Kitab Pararaton yang member informasi riwayat raja-raja dalam pemerintahan Kerajaan Singosari dan Majapahit.
  4. Kitab Negarakertagama yang mengisahkan keadaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
  5. Berbagai peninggalan berupa candi dan arca di istana Trowulan.
  • Kerajaan Singhasari
  • Letak Kerajaan Singasari
Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.
Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernamaKertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken DedesKen Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaumbrahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan KadiriKen Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
  •  SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN SINGASARI
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
  1. Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
  1. Anusapati (1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
  1. Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
  1. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
  1. Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara. Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.
  •  KEHIDUPAN DI KERAJAAN SINGASARI
Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
 Politik Dalam Negeri:
  1. Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
  2. Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
  3. Memperkuat angkatan perang.
Politik Luar Negeri:
  1. Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
  2. Menguasai Bali.
  3. Menguasai Jawa Barat.
  4. Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).
  •  RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.
  •  HUBUNGAN KERAJAAN SINGASARI DENGAN MAJAPAHIT
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
 BAB III
PENUTUP
  • Kesimpulan
Kerajaan Singasari, adalah kerajaan yang awalnya adalah daerah Tumapel yang kemudian berhasil membuat Kerajaan Kediri tunduk, dan dikuasai. Kerajaan ini terkenal dengan kasus  bunuh membunuh antarkeluarga, yang dipicu oleh keinginan Ken Arok untuk memperistri Ken Dedes. Kerajaan ini akhirnya dapat direbut kembali oleh Kerajaan Kediri yang memanfaatkan kasus penyerangan pasukan Kubilaikhan ke Kerajaan ini.
Kerajaan Majapahit, adalah Kerajaan Hindu terbesar dan terakhir di Indonesia. Dengan Raden Wijaya sebagai pendirinya. Awalnya kerajaan ini hanya sebuah desa kecil pemberian Jayakatwang, dari Kerajaan Kediri yang telah berhasil merebut kekuasaan Kerajaan Singasari. Namun, berkat kecerdikan Raden Wijaya, akhirnya Kerajaan Kediri dapat dikalahkan Majapahit dengan siasat bekerjasama dengan pasukan Kubilaikhan dari Cina. Raja Majapahit yang paling terkenal adalah Raja Hayam Wuruk bersama patihnya, Gajah Mada. Dengan sumpah palapa, Gajah Mada beserta rajanya, Hayam Wuruk berhasil menyatukan nusantara, kecuali untuk sebuah kerajaan kecil, yaitu kerajaan Sunda. Berakhirnya Kerajaan Majapahit, adalah dengan meninggalnya Raja Hayam Wuruk karena patah hati tidak bisa menikahi putri cantik dari kerajaan Sunda, Dyah Pitaloka. Dyah Pitaloka bunuh diri karena keluarganya matidibunuh pasukan Majapahit yang diperintahkan Gajah mada atas sebuah kesalahpahaman.
  •  Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, kami meminta maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannnya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca.
Daftar Pustaka
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Thanks For Your Comment Here