Dari kisah para Sahabat Nabi. Kita bisa mengetahui banyak dari mereka
yang mempunyai amal-amal andalan dari Ibadah Sunah. Seperti Bilal bin
Rabah dengan Shalat Fajar yang mengantarkannya jalan ke Surga. Atau Said
bin Waqqash yang tiap sebelum tidur selalu membebaskan hatinya dari
kedengkian pada teman-temannya dijamin masuk Surga. Dan masih banyak
lagi para sahabat mulia yang punya amal andalan. Bagaimana dengan kita?
Macam-macam puasa sunah antara lain:
1. Hari Arafah ; yaitu tanggal 9 Dzul Hiiiah
bagi orang yang tidak mengerjakan Haji.
bagi orang yang tidak mengerjakan Haji.
Dari Abu Qatadah Al-Anshary ra : Bahwasanya Rasulullah saw pemah
ditanya dari hal puasa Arafah, beliau bersabda ; “Puasa itu menghapus
dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang”. Dan beliau ditanya
dari hal puasa Asyura, beliau bersabda : “Menghapus dosa tahun yang
lalu”. Dan beliau ditanya lagi dari hal puasa Senin, beliau bersabda :
“Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan dimana aku dijadikan
Rasul dan diturunkannya padaku wahyu”. (H.R. Muslim)
2. 9 (Sembilan) Hari Pertama Dzulhijah
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu amal
sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang
dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”
Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi saw
menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat
jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”
(HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Hafsah r.a. menceritakan; “Empat amalan yang tidak ditinggalkan
Rasulullah s.a.w. iaitu; puasa ‘Asyura, puasa al-‘asyr, puasa tiga hari
pada setiap bulan dan solat dua rakaat sebelum subuh”. (Riwayat Imam Abu
Daud dan an-Nasai). Menurut ulama hadits, yang dimaksud puasa al-‘asyr
dalam hadis di atas ialah hari pertama Zulhijjah hingga hari ke
sembilannya.
3. Hari Asyura, 10 Muharram
Aisyah ra pernah ditanya tentang puasa Asyura, ia menjawab, “Aku
tidak pernah melihat Rasulullah saw puasa pada suatu hari yang beliau
betul-betul mengharapkan fadilah pada hari itu atas hari-hari lainnya,
kecuali puasa pada hari ke sepuluh Muharam.” (HR Muslim).
Dari Abu Qatadah Al-Anshary ra : Bahwasanya Rasulullah saw pemah
ditanya dari hal puasa Arafah, beliau bersabda ; “Puasa itu menghapus
dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang”. Dan beliau ditanya
dari hal puasa Asyura, beliau bersabda : “Menghapus dosa tahun yang
lalu”. Dan beliau ditanya lagi dari hal puasa Senin, beliau bersabda :
“Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan dimana aku dijadikan
Rasul dan diturunkannya padaku wahyu”. (H.R. Muslim)
Dari Ibnu Abbas RA, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau
melihat orang-orang Yahudi berpuasa. Rasulullah SAW bertanya, “Hari apa
ini? Mengapa kalian berpuasa?” Mereka menjawab, “Ini hari yang agung,
hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan
Fir’aun. Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, maka kami pun
berpuasa.”Rasulullah SAW bersabda, “Kami orang Islam lebih berhak dan
lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian.” (HR. Abu
Daud).
4. Hari Tasu’a, 9 Muharram
Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa Asyura dan
beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata,
“Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka
Rasulullah saw. bersabda, “Tahun depan insya Allah kita juga akan
berpuasa pada tanggal sembilan Muharam.” Namun, pada tahun berikutnya
Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud).
Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga
berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan,
sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam.
5. Tanggal 9, 10, 11 Muharam
Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Puasalah pada
hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Puasalah sehari sebelum
Asyura dan sehari sesudahnya.” (HR Ahmad).
6. Tiga hari pada tiap-tiap bulan
Dari Abu Dzar ra., ia berkata : Rasulullah saw menyuruh kami berpuasa
tiga hari dalam sebulan ; tanggal 13, 14, dan 15″. (Diriwayatkan oleh
Nasa’i, Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban)
7. Hari Senin dan Kamis
Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda: Amal perbuatan
itu diperiksa tiap hari Senin dan Kamis, maka saya suka diperiksa amalku
sedang saya puasa. (Tirmidzy)
Rasulullah saw ditanya dari hal puasa hari senin, beliau bersabda :
“Hari itu adalah hari di mana aku dilahirkan, dan di mana aku dijadikan
Rasul dan diturunkannya padaku wahyu”. (H.R. Muslim)
8. Puasa Nabi Dawud,
puasa selang-seling ( sehari puasa diikuti sehari tidak puasa dst)
Rasulullah saw bersabda, “Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah
puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi
Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya,
dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa
sehari.” (HR. Bukhari Muslim)
9. Enam hari pada bulan Syawal Sesudah Hari Raya Idul fitri
Dari Abi Ayyub Al-Anshari ra. bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadlan, kemudian diikutinya puasa itu
dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya akan sama
dengan puasa satu tahun”. (HR. Muslim)
10. Bulan Muharam
“Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan
muharam, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat
malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasa’).
11. Bulan Sya’ban
Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah,
saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan
yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda:
“Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan
merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul
‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam
keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i).
Dari ‘Aisyah ra berkata: “Adalah Rasulullah saw berpuasa sampai kami
katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami
katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat
Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan
saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan
Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
12. Bulan-Bulan Haram
Bulan-bulan Haram itu adalah Dzul-Qaedah, Dzul-Hijjah, Muharram dan
Rajab “Puasalah pada bulan-bulan haram.” [Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
Imam Ahmad]
Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Setahun ada dua belas
bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut;
Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab”. (HR. Imam Bukhari, Muslim,
Abu Daud dan Ahmad).
Macam-macam sholat sunah diantaranya :
Shalat sunnah itu ada dua macam:
1. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan dilakukan secara berjamaah
2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan dilakukan secara berjamaah
A. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
1. Shalat Idul Fitri
2. Shalat Idul Adha
Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat Idul Fithri bersama Rasulullah
SAW dan Abu bakar dan Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut
sebelum khutbah.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir
(di luar Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at
kedua melakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
3. Shalat Kusuf (Gerhana Matahari)
4. Shalat Khusuf (Gerhana Bulan)
Ibrahim (putra Nabi SAW) meninggal dunia bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari. Beliau SAW bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara
tanda-tanda (kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi gerhana karena kematian
seseorang, tidak juga karena kehidupan (kelahiran) seseorang. Apabila
kalian mengalaminya (gerhana), maka shalatlah dan berdoalah, sehingga
(gerhana itu) berakhir.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW memerintahkan seseorang
untuk memanggil dengan panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat
didirikan dengan berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua kali setiap raka’at, dan melakukan ruku’ dua kali setiap raka’at.
5. Shalat Istisqo’
Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo’ dua
raka’at, seperti shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
Tirmidzi)
Tata caranya seperti shalat ‘Id.
6. Shalat Tarawih
Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat di masjid
pada suatu malam. Maka orang-orang kemudian mengikuti shalat beliau.
Nabi shalat (lagi di masjid) pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti
beliau bertambah banyak. Pada malam ketiga dan keempat, mereka
berkumpul (menunggu Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke
masjid. Pada paginya Nabi SAW bersabda: “Aku mengetahui apa yang kalian
kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena sesungguhnya aku
khawatir bahwa hal (shalat) itu akan difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah
Rda. berkata: “Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan.” (HR Imam
Muslim)
Jumlah raka’atnya adalah 20 dengan 10 kali salam, sesuai dengan
kesepakatan shahabat mengenai jumlah raka’at dan tata cara shalatnya.
7. Shalat Witir yang mengiringi Shalat Tarawih
Adapun shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.
B. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah
1. Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat Fardlu), terdiri dari:
a. 2 raka’at sebelum shubuh
b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at)
c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau Jum’at)
d. 4 raka’at sebelum Ashar
e. 2 raka’at sebelum Maghrib
f. 2 raka’at sesudah Maghrib
g. 2 raka’at sebelum Isya’
h. 2 raka’at sesudah Isya’
b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at)
c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau Jum’at)
d. 4 raka’at sebelum Ashar
e. 2 raka’at sebelum Maghrib
f. 2 raka’at sesudah Maghrib
g. 2 raka’at sebelum Isya’
h. 2 raka’at sesudah Isya’